Table of Contents
Jarang diketahui, minyak jelantah ternyata bisa berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Pasalnya, minyak ini mengandung berbagai zat berbahaya, seperti senyawa karsinogenik, radikal bebas, dan lemak trans.
Namun, untuk meminimalkan bahaya minyak jelantah, Warga Asri dapat melakukan beberapa pengolahan, seperti penyaringan dan daur ulang. Nah, agar kamu mengenal dampak limbah minyak jelantah beserta cara tepat dalam mengolahnya, yuk, simak artikel berikut!
Apa Itu Minyak Jelantah?

Minyak jelantah adalah minyak yang telah digunakan untuk menggoreng makanan secara berulang kali. Dibandingkan dengan minyak goreng baru, minyak ini umumnya memiliki warna yang lebih gelap dan rasa yang tidak lagi netral.
Perubahan tersebut disebabkan oleh proses oksidasi serta kontaminasi minyak goreng dengan partikel makanan. Secara kualitas, minyak jelantah mengalami penurunan kualitas akibat proses pemanasan yang dilakukan berulang kali.
Kemudian, minyak jelantah mengandung asam lemak trans, radikal bebas, hidrokarbon aromatik polisiklik, dan akrilamida yang kebanyakan terbentuk dari proses penggorengan dengan suhu tinggi dan menjadi senyawa karsinogenik.
Lebih lanjut, menurut artikel yang berjudul “An Estimate of The Current Collection and Potential Collection of Used Cooking Oil from Major Asian Exporting Countries”, Indonesia bisa menghasilkan 715 kiloton minyak jelantah setiap tahunnya, lho.
Tidak hanya kurang baik untuk kesehatan, minyak jelantah juga termasuk limbah B3 yang bisa membahayakan lingkungan. Oleh karena itu, pengolahan minyak jelantah perlu dilakukan secara tepat agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Bahaya Minyak Jelantah bagi Lingkungan dan Kesehatan

Baik rumah tangga maupun industri makanan, keduanya sama-sama sering menghasilkan minyak jelantah dalam aktivitas memasak sehari-hari. Ternyata, minyak tersebut bisa menyebabkan beberapa dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan, yaitu:
1. Mencemari Air
Dampak limbah minyak jelantah yang pertama adalah pencemaran air. Ketika minyak jelantah dibuang ke saluran air secara sembarangan, limbah ini bisa merusak kualitas air dan membuatnya menjadi keruh, berbau, dan tercemar zat-zat berbahaya.
Selain itu, minyak jelantah juga bisa membentuk lapisan yang menghalangi masuknya cahaya matahari ke dalam air. Kondisi tersebut bisa mengganggu proses fotosintesis pada tumbuhan sehingga ekosistem air menjadi terganggu.
2. Mencemari Tanah
Tidak hanya pada air, minyak jelantah juga bisa menyebabkan penurunan kualitas tanah. Pasalnya, minyak jelantah yang dibuang sembarangan akan mengganggu kehidupan mikroorganisme yang berperan penting dalam menjaga kesuburan tanah.
Dengan demikian, tanah yang terus-menerus terkontaminasi minyak jelantah bisa menjadi tidak subur dan keras. Hal ini menyebabkan tanah lebih sulit untuk dimanfaatkan, kecuali jika dilakukan proses pemulihan khusus seperti penambahan bahan organik.
3. Membahayakan Kehidupan Laut

Minyak jelantah yang mencapai laut bisa menyebabkan kematian beberapa makhluk hidup seperti ikan dan plankton. Pasalnya, minyak ini bisa menghalangi sinar matahari yang masuk ke dalam air sehingga kadar oksigen pun menjadi berkurang.
Jika terdapat organisme yang mati akibat pencemaran, rantai makanan laut secara keseluruhan akan terganggu. Dalam jangka panjang, permasalahan lain bisa muncul, seperti menurunnya keanekaragaman hayati dan hasil tangkapan nelayan.
Baca juga: Begini Cara Mengatasi Pencemaran Tanah dengan Tepat & Mudah
4. Menyumbat Saluran Air
Membuang minyak jelantah bisa menimbulkan plak di dinding saluran air yang semakin lama akan semakin menebal. Nah, apabila dibiarkan secara terus-menerus, plak tersebut akan menghalangi jalur air sehingga saluran bisa tersumbat.
Ketika tidak mengalir secara lancar, air bisa meluap ke permukaan dan menyebabkan banjir. Tak hanya itu, tersumbatnya saluran air juga bisa menimbulkan bau tidak sedap yang bisa mengganggu kenyamanan dan kebersihan lingkungan.
5. Meningkatkan Risiko Kanker

Dari sisi kesehatan, konsumsi minyak jelantah yang berlebihan bisa meningkatkan risiko munculnya gejala kanker pada manusia. Pasalnya, minyak ini mengandung radikal bebas dan zat karsinogenik yang dapat menyerang sel-sel sehat pada tubuh.
6. Menyebabkan Obesitas
Minyak jelantah mengandung lemak trans yang bisa menyebabkan naiknya berat badan, bahkan sampai kondisi obesitas. Bahaya minyak jelantah ini bisa berujung pada berbagai komplikasi serius, seperti penyakit jantung dan diabetes, lho.
Cara Mengolah Minyak Jelantah yang Benar
Dengan pengolahan minyak jelantah yang benar, Warga Asri bisa meminimalkan dampak buruk yang mungkin terjadi. Mulai dari penyaringan hingga daur ulang, berikut merupakan beberapa cara pengolahan minyak jelantah:
1. Menyaring Minyak Jelantah

Setelah menggoreng, saring minyak jelantah dari partikel-partikel makanan yang tersisa untuk menjaga kualitasnya. Untuk memisahkan residu yang tersisa, Warga Asri bisa memanfaatkan saringan atau kain kasa bersih. Namun, kami tidak menyarankan untuk menggunakan minyak jelantah berulang kali karena dapat menimbulkan risiko kesehatan.
2. Menyimpan Minyak Jelantah dengan Tepat

Minyak jelantah jangan langsung dibuang, tetapi disimpan dulu dalam wadah yang tertutup rapat. Ketika minyak ini sudah dikemas secara aman, Warga Asri bisa menyerahkannya ke petugas penampungan akhir untuk dibuang secara aman dan sesuai dengan prosedur.
3. Mendaur Ulang Minyak Jelantah
Selain membuangnya, daur ulang adalah cara pengolahan minyak jelantah yang bisa dipertimbangkan. Terdapat beberapa produk yang bisa dibuat menggunakan minyak ini, yaitu sabun cuci baju, pupuk tanaman, dan cairan pembersih lantai.
Saat melakukan daur ulang minyak jelantah, pastikan untuk memprosesnya terlebih dahulu sesuai dengan prosedur yang aman, ya. Selain itu, ikuti panduan daur ulang dengan baik untuk mencegah reaksi kimia yang berbahaya.
Nah, salah satu alternatif daur ulang minyak jelantah yang bisa dilakukan adalah pembuatan biofuel sebagai sumber energi. Untuk mewujudkannya, Chandra Asri Group telah melakukan kolaborasi bersama dengan TUKR (bagian dari Biofront).
Kolaborasi tersebut menciptakan kegiatan pengumpulan minyak jelantah sebagai upaya pelestarian lingkungan di area operasional pabrik di Cilegon. Program ini diberi nama Manajemen Pengumpulan Minyak Jelantah untuk Lingkungan atau MINYAKU.
MINYAKU merangkul masyarakat lokal, komunitas binaan, paguyuban, dan bank sampah untuk memastikan proses pengumpulan minyak jelantah sesuai prosedur. Penukaran minyak ini memberikan manfaat berupa saldo tabungan minyak jelantah per liter kepada masyarakat.
Program ini diharapkan bisa membantu pelestarian lingkungan, menjadi wadah edukasi masyarakat terhadap pengelolaan minyak jelantah, dan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat lokal.
Baca juga: Ragam Limbah Cair yang Kaya Manfaat, Apa Saja?
Itulah beberapa bahaya minyak jelantah serta cara pengelolaan yang tepat untuk meminimalkan dampak limbah ini. Jadi, apakah kamu tertarik untuk mengolah minyak jelantah menjadi barang yang bisa digunakan kembali?
Nah, jika kamu berkeinginan untuk lebih berkontribusi dalam menjaga pelestarian lingkungan, mari bergabung bersama Indonesia Asri. Dengan bergabung di Indonesia Asri, kamu berkesempatan untuk mengikuti challenge #SiPalingSustainable.
#SiPalingSustainable adalah campaign yang bisa mendukung kamu untuk melakukan berbagai challenge seru dan sederhana. Selain itu, kamu juga bisa membagikan momen saat melakukan challenge di situs resmi Indonesia Asri agar berkesempatan menjadi pemenang tantangan.
Jadi, jangan tunggu lebih lama. Daftar sekarang dan mari jadi bagian dari Warga Asri!
Baca juga: Perbedaan Sampah dan Limbah, Jangan Sampai Tertukar!
